Suatu hari ada seorang anak laki-laki yang suka bermain di bawah pohon apel. Pohon apelnya rindang, anak lelaki itu sering membaca buku, bersama pohon apel, pohon apel selalu tersenyum dan tertawa bersama anak itu.
Seiring berjalannya waktu, anak lelaki itu beranjak dewasa, ia sudah jarang mengunjungi "sahabat kecilnya" itu. Suatu hari ia datang kepada pohon apel, "Ayo main-mainlah denganku lagi.." kata pohon apel, "Maaf pohon apel, aku tidak punya waktu, teman-temanku sudah menungguku untuk bermain layang-layang, pohon apel bolehkah aku mengambil ranting-rantingmu untuk kubuat layang-layang?" pinta anak lelaki itu, "Iya tidak apa-apa ambil saja sesuka hatimu." Kata pohon apel sambil tersenyum. Anak lelaki memotong ranting-ranting pohon apel itu lalu berlalu meninggalkan pohon apel dengan senangnya, dan pohon apelpun tetap tersenyum.
Tahun demi tahun telah berlalu, anak lelaki itu tidak pernah bermain lagi kepada pohon apel, suatu musim panas ia datang menemui pohon apel, "Ayo main-mainlah bersamaku lagi.." kata pohon apel yang sudah renta "Maafkan aku, aku tidak ada waktu, sekarang aku ingin berlayar bersama istri dan anakku, aku ingin kapal dan juga tempat tinggal." kata anak lelaki, sang apelpun menjawab dengan suara rentanya "Maafkan aku, aku tidak bisa memberimu uang untuk membeli kapal dan rumah. Ambil saja sebagian tubuhku untuk membuat kapal dan rumah." Anak lelaki itu menebang pohon apel hingga ia pulang dan tersenyum gembira, pohon apelpun ikut tersenyum.
Ibarat pohon apel adalah orangtua kita, saat kecil kita bermanja-manja bersamanya, saat kita beranjak remaja lalu dewasa, kita akan melupakannya, namun kita datang kepada orangtua saat ada butuhnya saja.
Maka bila masih ada waktu, kunjungila orangtuamu, bagaimanapun mereka yang telah membesarkanmu dan menyayangimu ;)
No comments:
Post a Comment